Objek wisata Pantai Lumban Bulbul
Objek wisata Pantai Lumban Bulbul yang
mengandalkan keindahan pantai Danau Toba secara bertahap mulai dibenahi.
Kunjungan wisatawan lokal dan domestik meningkat secara meyakinkan ke
salah satu objek wisata andalan Kota Balige ini dalam beberapa bulan
terakhir. Pantai pasir putih yang landai yang langka ditemui di
sepanjang tepian pantai Danau Toba, serta keindahan pemandangan panorama
awan di atas Danau Toba, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung
Pantai Bulbul.

Dalam dua tahun terakhir, Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir berupaya memoles kawasan pantai Lumban Bulbul
dengan membangun beberapa fasilitas pendukung, yakni lahan parkir, taman
bermain, jalan setapak, galery shop, kamar mandi, dan panggung terbuka.
Warga setempat tampak mulai menangkap
peluang ekonomi dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti
pondok atau tenda tempat peristirahatan, kano, bahkan beberapa dari
penduduk setempat juga telah menyediakan rumahnya sebagai home stay bagi pengunjung yang bermalam.
“Untuk sewa kano ukuran besar Rp 30 ribu
per jam, sedangkan yang kecil Rp 20 ribu per jam. Kita sudah sediakan
pelampungnya, “ ujar Simangunsong, pengelola usaha kano kepada
BatakToday, Minggu (25/10).
Simangunsong mengatakan, selain
menyewakan kano, ia juga menyewakan ban pelampung dan tikar untuk
bersantai. “Ban ukuran besar Rp 10 ribu, sedangkan ban yang kecil Rp 5
ribu. Sewa tikar Rp 15 ribu,” ujar Simangunsong.
Pengakuan Simangunsong, penghasilan dari
usaha sewa kano tergolong lumayan, terutama pada hari libur.
“Lumayanlah, tapi nggak menentu memang. Kadang Rp 200 ribu, kadang bisa
Rp 600 ribu per hari,” ujarnya.
Hal senada diutarakan salah satu pemilik
warung di sekitar Pantai Bulbul. Ia mengaku senang dengan dibenahinya
lokasi objek wisata Lumban Bulbul, sehingga kunjungan wisatawan ke
lokasi itu menguntungkan bagi perekonomian warga sekitar.
“Dulu warga di sini ragu memberikan
pantai ini dijadikan sebagai lokasi wisata, karena dikira nanti jadi
pemkab yang berkuasa di sini,” ujarnya
Namun, kata Simangunsong, kabut asap
yang sudah hampir tiga bulan menyerang daerah ini, berdampak buruk pada
tingkat kunjungan wisatawan. “Mungkin karena kabut asap ini, pengunjung
sangat jauh berkurang,” kata pria 48 tahun ini.
Sebelumnya Lumban Bulbul tampak sepi,
namun saat ini desa yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari pusat kota
Balige itu, setiap hari libur mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal
maupun domestik.
“Bagi wisatawan tak usah ragu-ragu
datang ke lokasi ini. Jika mereka ingin lebih lama tinggal dan menikmati
liburannya, di sini tersedia home stay,” kata pemilik warung lainnya.
Mansur Pardede, salah seorang pengunjung
mengatakan, objek wisata Lumban Bulbul Balige keindahannya tidak kalah
dengan objek wisata lainnya di Tobasa. Menurutnya, ke depan pantai
Lumban Bulbul akan semakin banyak dikunjungi.
Mansur yang berlibur bersama anak-anak
dan keluarganya itu mengakui keindahan pantai Lumban Bulbul yang landai
dengan pasir putih. “Kalau anak-anak berenang kita tidak takut
tenggelam, soalnya pantainya landai, tidak seperti di pantai Lumban
Silintong,” katanya.
Pengunjung lainnya, Yan Pieter,
mengungkapkan hal yang sama. Namun Pieter mengeluhkan ukuran dan
kualitas infrastruktur jalan dari Kota Balige menuju lokasi yang terlalu
kecil dan sudah rusak di beberapa titik.
Wisatawan asal Bekasi itu juga
mempertanyakan keberadaan keramba jaring apung di sekitar pantai.
“Pemerintah harusnya melakukan relokasi terhadap keramba itu. Harus ada
zonasi,” tukas Pieter seraya meminta agar otoritas pariwisata Tobasa
menempatkan penjaga pantai untuk menjamin keselamatan pengunjung. (AP)
adu jago
ReplyDelete